Ilmuwan Simpulkan Penyebab Punahnya Dinosaurus
Pendapat ilmuwan terpecah mengenai apakah kepunahan dinosaurus disebabkan oleh asteroid atau oleh kegiatan gunung berapi di Deccan Traps, yang sekarang adalah India, tempat serangkaian letusan gunung berapi yang berlangsung selama 1,5 juta tahun.
Studi baru itu oleh ilmuwan dari Eropa, Amerika Serikat, Meksiko, Kanada dan Jepang dan disiarkan di jurnal Science mendapati bahwa asteroid dengan lebar 15 kilometer menghantam bumi di Chixulub --kini Meksiko-- adalah penyebab punahnya KT.
"Kami sekarang memiliki bukti besar bahwa satu asteroid adalah penyebab kepunahan KT. Ini memicu kebakaran sangat besar, gempa bumi dengan ukuran lebih dari 10 pada skala Richter, dan tanah longsor seluas benua, yang menciptakan tsunami," kata Joanna Morgan dari Imperial College London, penulis bersama kajian tersebut.
Asteroid itu diduga telah menghantam bumi dengan kekuatan satu miliar kali lebih kuat dibandingkan dengan bom atom di Hiroshima.
Morgan mengatakan "paku terakhir di peti mati bagi dinosaurus" hadir ketika bahan ledakan beterbangan di atmosfir, menyelimuti planet ini dalam kegelapan, sehingga memicu musim dingin global dan "membunuh banyak spesies yang tak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan itu".
Para ilmuwan yang mengerjakan studi tersebut menganalisis pekerjaan ahli palaeontologi, geokemistri, contoh iklim, geofisika dan sedimentologi yang telah mengumpulkan bukti mengenai kepunahan KT selama 20 tahun belakangan.
Catatan geologi memperlihatkan peristiwa itu yang memicu kepunahan dinosaurus dengan cepat merusak ekosistem darat dan laut, kata mereka, dan hantaman asteroid tersebut "adalah satu-satunya penjelasan yang dapat diterima untuk ini".
Peter Schulte dari University of Erlangen di Jerman, penulis utama mengenai studi itu, mengatakan catatan fosil dengan jelas memperlihatkan kepunahan massal sekitar 65,5 juta tahun lalu --masa yang sekarang dikenal sebagai perbatasan K-Pg.
Teori gunung api Deccan juga terlempar ke dalam keraguan oleh model mengenai kimiawi atmosfir, kata tim tersebut, yang memperlihatkan dampak asteroid diduga telah mengeluarkan jauh lebih banyak sulfur, debu dan jelaga dalam waktu lebih singkat dibandingkan dengan ledakan gunung berapi, dan mengakibatkan kegelapan dan udara dingin yang sangat ekstrem.
Gareth Collins, penulis lain dari Imperial College, mengatakan dampak asteroid bukan hanya menciptakan "hari yang bagaikan neraka" yang menandai akhir dari 160 juta tahun kejayaan dinosaurus, tapi juga menjadi hari yang sangat besar bagi hewan mamalia.
"Kepunahan KT adalah masa penting dalam sejarah bumi, yang akhirnya melicinkan jalan bagi manusia untuk menjadi spesies dominan di bumi," ia menulis di dalam komentar mengenai studi itu, sebagaimana dikutip oleh wartawan Reuters, Kate Kelland.[ito]
Asteroid Raksasa Penyebab Kepunahan Dinosaurus
WASHINGTON--MI: Sekelompok peneliti top kembali menegaskan bahwa penyebab punahnya dinosaurus adalah jatuhnya sebuah asteroid raksasa ke Bumi.Anda tentu pernah mendengar pernyataan itu bukan? Pada 1980, Louis Alvarez dan putranya, Walter, memublikasikan sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa punahnya dinosarus sekitar 65 juta tahun yang lalu disebabkan efek jatuhnya sebuah asteroid raksasa.
Bukti adanya asteroid itu kemudian diperkuat dengan ditemukannya sebuah kawah besar di Cicxulub, Meksiko. Semua itu pun diyakini para ilmuan sebagai penyebab pasti kepunahan hewan reptil purba itu.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, muncul sebuah teori bahwa punahnya dinosaurus disebabkan meletusnya gunung berapi daerah Deccan Traps di India. Hal itu pun mendorong para ahli geologi, paleontologi, dan peneliti lain untuk berkumpul dan mengkaji kembali data-data yang dikumpulkan.
Akan tetapi, argumen tersebut tak didukung data yang telah dikumpulkan. Kirk Johnson dari Denver Museum of Nature and Science mengutarakan ternyata erupsi pegunungan Deccan dimulai pada 400 ribu tahun sebelum dinosaurus punah. Jadi, itu bukanlah penyebab punahnya dinosaurus.
Dalam kesimpulan yang dipublikasikan di jurnal Science, disebutkan, sebuah asteroid raksasa menghunjam Chicxulub dan menyebabkan timbulnya asap berupa awan ke seluruh dunia hingga akhirnya menyebabkan masa dinosaurus berakhir.
Bintang Kerdil yang Menyebabkan Punahnya Dinosaurus
Ilmuwan menduga ada bintang tidak terlihat dan disinyalir mengitari matahari serta menyebabkan komet mati membombardir bumi seperti yang membuat dinosaurus punah.Obyek yang ukurannya lima kali lebih besar daripada Yupiter itu bisa menjadi penyebab kepunahan massal yang terjadi 26 juta tahun lalu.
Bintang yang memiliki nama panggilan Nemesis oleh ilmuwan NASA, tidak dapat dilihat meskipun mengeluarkan sinar infra merah dan sangat jauh letaknya.
Nemesis dipercaya mengorbit sistem tata surya pada posisi 25 ribu kali jarak antara Bumi dengan Matahari.
Seiring dengan perputarannya di galaksi, gaya gravitasinya menarik keluar badan es-nya dari awan Oort, sebuah lapisan sangat luas yang terdiri dari bebatuan dan debu sejauh Nemesis.
Bola api yang terbang menuju bumi ini berbentuk komet menyebabkan kerusakan total ketika menyapu kehidupan dinosaurus 65 juta tahun lalu.
Saat ini ilmuwan NASA percaya bahwa mereka akan bisa menemukan Nemesis dengan menggunakan teleskop pencari panas yang akan mulai memindai langit pada bulan Januari.
Alat yang bernama The Wide-Field Infrared Survey Explorer diharapkan bisa membantu menemukan ribuan bintang kerdil dalam jarak 25 tahun cahaya dari Matahari, yang mengirim balik foto komet yang kemungkinan dilepaskan dari kawanan awan Oort.
Petunjuk pertama ilmuwan terhadap keberadaan Nemesis adalah orbit yang aneh dari bintang kerdil yang disebut sebagai Sedna. Para peneliti melihat ketidakwajaran, orbit oval yang berjarak 12 ribu tahun dapat dijelaskan oleh struktur langit yang masif.
Mike Brown yang menemukan Sedna pada tahun 2003 mengatakan, “Sedna adalah obyek yang sangat aneh, benda tersebut tidak seharusnya berada di sana. Satu-satunya cara untuk memperoleh orbit eksentrik adalah memiliki struktur raksasa yang mendukung, jadi ada apa sebenarnya di luar sana?.
Ditemukan, Dinosaurus Tertua yang Sakit Gigi
Seekor reptil yang hidup sekitar 275 juta tahun lalu di Oklahoma diperkirakan menjadi dinosaurus pertama yang mengalami cenat-cenut di mulutnya. Temuan ini memecahkan rekor milik seekor vertebrata darat lain (berasal dari 75 juta tahun lalu) yang juga punya masalah gigi.
“Temuan ini tidak hanya memperkaya pengetahuan kita seputar penyakit gigi, tetapi juga mengungkapkan kelebihan dan kekurangan yang dihadapi makhluk tertentu saat gigi mereka berkembang untuk memakan baik daging ataupun tanaman,” kata Robert Reisz, peneliti dari University of Toronto Mississauga, Kanada, seperti dikutip dari LiveScience, 21 April 2011.
Sama seperti manusia, kata Reisz, temuan ini meningkatkan peluang terjadinya infeksi mulut pada dinosaurus. Selain itu, ada juga potensi untuk mengetahui penyebab kematian hewan tersebut.
“Muncul pertanyaan, apakah dinosaurus ini mati karena infeksi?,” kata Reisz. “Saat ini kita belum bisa memastikan. Akan tetapi, kemungkinan infeksi merupakan salah satu faktor yang berkontribusi,” ucapnya.
Sebagai contoh, kata Reisz, sakit gigi seperti itu bisa mempersulit hewan untuk makan. “Dan jika Anda adalah seorang yang sangat tua seperti reptil ini, Anda sangat berpotensi untuk menjadi lemah dan kemudian disantap oleh predator lain,” ucapnya.
Adapun reptil yang dimaksud adalah Labidosaurus hamatus, dinosaurus yang hidup di kawasan Amerika Utara. Saat ditemukan, reisz dan rekan-rekannya mendapati bahwa ada gigi yang hilang serta terjadi kerusakan di tulang rahang hewan itu.
Dari ukurannya, diperkirakan hewan ini merupakan hewan yang sudah cukup tua untuk ukuran spesiesnya.
Setelah mengamati tulang tersebut dengan CT scan, tim peneliti menemukan bukti adanya infeksi parah yang menyebabkan hilangnya gigi, menyebabkan abses, dan kehilangan jaringan di tulang rahang.
“Tampaknya gigi hewan ini patah dan berhubung tidak tumbuh gigi pengganti, maka terjadi lubang,” kata Reisz. “Lewat lubang ini, bakteri mulut kemungkinan memasuki rahang dan kemudian merusaknya,” ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar